Sikap Ketika Menemui Pengidap HIV/AIDS
Bagaimana Sikap Kita Terhadap Pengidap Virus HIV dan Penderita AIDS?
· Berpikirlah positif dan tenang, serta hindarilah tingkah laku yang bisa menularkan virus HIV.
· Perlakukan penderita AIDS secara manusiawi dan bijaksana serta jangan dikucilkan dari pergaulan.
· Anjurkan penderita untuk selalu memeriksakan diri ke petugas kesehatan.
· Bimbing
ke jalan agama agar tetap percaya diri, dan yakinkan tobatnya diterima
Tuhan dan tetap beramal baik hingga akhir hayatnya.
· Ringankan penderitaan batin penderita AIDS.
· Jika penderita AIDS meninggal dunia, diusahakan perawatan jenazahnya secara khusus.
Upaya Pencegahan HIV/AIDS Menurut Ajaran Islam
1. Memahami
ajaran Islam dengan mengetahui bahwa ada lima komponen kehidupan yang
dijadikan standar kesejahteraan hidup dalam ajaran fiqih Islam, yaitu
jiwa, akal, fikiran, harta benda, nasab/keturunan dan agama/ keyakinan.
2. Memahami
arti kesehatan, bahwa menurut kesimpulan munas MUI Tahun 1983 kesehatan
adalah “ketahanan jasmaniah rohaniah dan sosial yang dimiliki sebagai
karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntunan-Nya dan
memelihara serta mengembangkannya, dan ada tiga jenis kesehatan, yaitu
kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kesehatan masyarakat. Dalam
kontek kesehatan fisik, Nabi bersabda “Sesungguhnya badanmu mempunyai
hak atas dirimu”.
3. Melalui dakwah Islamiyah dengan cara amar ma’ruf nahi mungkar.
4. Mewaspadai tipu daya setan dan tingkah lakunya, dimana Allah berfirman:
Artinya:
(Allah)
berfirman: “Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi
terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu,
benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya.” (Al-A’raf: 18)
5. Mencegah
melalui pendidikan sejak dini, baik lingkungannya maupun keluarga.
Pendidikan agama Islam bagi anak-anak sejak pra-sekolah sampai sekolah.
Perawatan/Penanggulangan Penderita HIV/AIDS
1. Melakukan
taubat kepada Allah, artinya meskipun Allah membenci manusia yang
melakukan dosa, akan tetapi jika pendosa itu bertaubat, beriman dan
beramal sholeh, maka dosa-dosanya akan dihapus oleh Allah dan akan
diganti dengan kebaikan.
2. Tetap
melaksanakan ibadah kepada Allah, artinya meskipun dalam keadaan sakit
HIV/AIDS harus diajak terus berupaya menjalankan ibadah shalat, sebab
kebaikan yang terdapat dalam sholat itu akan menghapuskan kejelekan/
kejahatan.
“Jika
mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka
ketahuilah, sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu[713] Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?”
(Surat Huud:14)
3. Tetap berbaik sangka dan tidak putus asa.
4. Berjanji
untuk tidak menularkannya kepada orang lain dan tidak lagi melakukan
perzinahan yang mengakibatkan orang tertular HIV/AIDS.
5. Beramal Sholeh dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Penutup
Posisi
Indonesia dengan penduduk mayoritas muslim, letaknya sangat strategis
sebagai jalur lalu lintas antar negara menjadi risikan penularan
HIV/AIDS, yaitu penyakit yang sangat berbahaya yang menyerang sistem
kekebalan tubuh seseorang sehingga penderita tidak mampu bertahan
terhadap serangan suatu penyakit. Begitu pula Jawa Timur dan khususnya
Kota Malang yang telah menjadi berhimpunannya Mahasiswa, pelajar, serta
wisatawan asing dan domestik sangat rawan tertular penyakit HIV/AIDS,
karena sulitnya pengawasan terhadap seseorang yang terjangkitnya menular
yang membahayakan itu.
Penanggulangan
penyakit baru khususnya HIV/AIDS, hendaknya memper-hatikan empat
dimensi, yaitu dimensi biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual.
Oleh karena itu pendidikan moral, etik agama sudah harus ditanamkan
sejak dini. Begitu pula penanggulangannya ditanamkan sejak dini. Begitu
pula penang-gulangannya dilakukan secara kuratif dan preventif harus
diupayakan da’wah secara kaffah dan akurat serta intensif, terutama
tentang tata kehidupan seksual yang Islami, hidup bersih dan nilai-nilai
kepasrahan terhadap kebesaran Allah dan arti taubatan nasuha.
0 komentar: